Mengapa demikian? Karena dengan tunduk patuh dan menghormati serta
tidak pernah menyakiti hati Sang Kiai, ridla guru akan membuka tabir
hijab kebodohan (futuh) pada diri santri. Dengan futuhnya hati, Sang Murid akan mampu dan mudah untuk memahami serta mengamalkan ilmunya.
Dikisahkan, Imam Syafii akhirnya lebih masyhur kealimannya melebihi
gurunya. Rahasia apa? Tunduk, patuh dan hormat kepada Sang Guru.
Sampai-sampai ketika guru Imam Syafi’i menyuruh untuk membuang tinja
dari buang air besar gurunya, Imam Syafi’i dengan tidak segan-segan
membuang menggunakan tangannya sendiri, lalu dimasukkan ke dalam lubang
dan di tutup dengan debu. Masya Allah.
Inilah pentingnya tunduk patuh dan hormat dengan guru. Karena ridla
guru akan selalu mengiringi perjalanan hidup dan spiritual Sang Murid.
Wallahu A’lam (dawuh abuya) Sumber : http://www.thohiriyyah.com